SEPIRING INSPIRASI DARI KAPUTREN 

| 0

Sebagai format terkecil dari suatu struktur besar yang namanya Negara, desa memiliki peranan ganda dalam dimensi kemasyarakatan. Bukan saja karena faktor geografisnya yang memungkinkan desa tetap terjaga dari berbagai benturan sosial akan tetapi kondisi  masyarakat yang tetap teguh dalam mempertahankan kelokalan menjadikan desa adalah barisan paling tangguh saat kota-kota besar gagal mewujudkan identitas dirinya.

Bisa dibayangkan betapa kosongnya sebuah kehidupan sosial bila masing-masing dari individunya tidak memliki sebuah persamaan cara pandang atau cita-cita bersama. Saat orang-orang kota besar mulai cemas dengan individualistik dan rasa kebersamaan, desa justru hadir sebagai anti tesis dari kecemasan-kecemasan itu.

Hal tersebut juga di sadari oleh warga masyarakat Desa Putri Dalem Kec. Jatitujuh Kab. Majalengka , yang baru-baru ini mengadakan Seminar bertema “Lumbung Daya Desa” bertempat di Bale Kaputren , Blok Kaputren  desa Putri Dalem, Kamis (22/09/2022) . Yang menjadi pembicara tidak tanggung-tanggung, salah satunya adalah Dr. Retno Dwimarwati S. Sen.M.Hum yang merupakan Rektor Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung , Dra. Febiani, M.Pd Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat  , Udin Saepudin, S.AP.,M.Si. Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan   Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka,  Aktifis Seni dan Budaya dari Jatiwangi Art Factory Ginggi Syar Hasyim dan  Ismal Muntaha , selain itu moderator dan keynote speaker yang menyiapkan umpan lambung seperti Kijoen dan  Ocky Sandi dan tentu saja Inisaitor kegiatan Ketut Aminudin (Komunitas Konser Kampung)  dan Amin Halimi (Komunitas Imah Kaputren) turut melebur dalam pembicaraan akrab dengan suasana kesederhanaan yang menjadi ciri khas desa namun melahirkan ide dan gagasan yang luar biasa.

Dalam paparannya, Rektor ISBI Dr. Retno Dwimarwati, S. Sen., M. Hum, membedah dan mengupas tuntas  tentang straegi budaya kaitannya dengan  pengembangan , pelestarian budaya dan juga ekonomi desa, khususnya di Desa putri Dalem dengan memperhatikan semua potensi yang dimiliki. Retno sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Kepala Desa dan sinerginya dengan komunitas  “Bagi Saya ini merupakan kolaborasi yang Luar Biasa” ungkapnya.

Dukungan DInas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat terhadap pergerakan komunitas di Kampung Kaputren Desa Putri Dalem ini juga tidak kalah besar, Ibu Dra. Febiani, M.Pd. memberikan paparan menarik terkait arah kebijakan untuk kebudayaan, bagaimana dorongan untuk keberlanjutan desa yang berbudaya.

Seminar tambah menarik dengan kehadiran Ismal Muntaha Dari Jatiwangi Art Factory, pemuda berprestasi yang sering mengikuti program pertukaran kebudayaan di berbagai negara ini membawakan sebuah narasi tentang bagaimana sumbangan kebudayaan desa untuk arah pembangunan global yang dikemas dengan bahasa yang milenial namun inspiratif.

di Sesi kedua seminar, Ginggi Syar HAsyim dengan gayanya yang khas  berupaya mengungkap Lumbung Daya Desa sebagai Ibu dari Peradaban Semesta, bahasan yang cukup berat itu lalu kemudian dipaparkan dengan   bahasa yang sangat sederhana namun cukup  jelas dan gamblang sekaligus memberikan umpan lambung dan rangsangan bagi para peserta seminar untuk berfikir dan mengeksplorasi lebih banyak tentang desa dan peradaban.

Menurut Ginggi kebudayaan desa yang melahirkan peradaban itu dimulai dari  perjamuan, obrolan, ide, gagasan lalu dieksekusi dengan kegiatan, maka dari sana akan muncul peristiwa kebudayaan yang membawa berkah budaya. “Berkah budaya yang dikumpulkan adalah peradaban” Jelasnya.

menurut Ginggi, Kebudayaan itu bukan melulu soal casing, tetapi harus ada perubahan mindset yang mendasari tumbuhnya kebudayaan menjadi sebuah peradaban. “Kebudayaan itu bukan cuma tentang bagaimana memakai baju Komprang, ikat kepala atau accesoris buhun”, jelasnya. Menurtnya ada yang lebih mendasar dan lebih berharga dari itu semua, yakni tentang bagaimana nilai-nilai luhur itu mampu diwujudkan dalam pola fikir dan tindakan.

Selanjutnya Ginggi memaparkan bahwa peradaban adalah posisi tawar terhadap perubahan  dan perkembangan zaman namun menurutnya dalam banyak theori tentang budaya dan peradaban,  “peradaban pada akhirnya akan selalu diakhiri dengan kerusakan, Apa yang dapat kita lakukan adalah berusaha mempertahankan nilai-nilai luhur budaya dalam sebuah peradaban  sebelum akhirnya berakhir dan mati lalu bangkit lagi dengan hal yang baru”, Jelasnya.

Sementara itu terjadi dialog yang menarik antara Udin Saepudin dan Ginggi terkait celetukan Ginggi yang mengatakan  “Saya produk dinas pendidikan yang gagal!”. tentu saja hal itu sontak mendapatkan riuh tepuk tangan dan menjadi topik bahasan yang segar, selorohan yang hangat dan menghibur itu pada akhirnya Islah dan pada dasarnya memang harus ada yang diperbaiki.

Dinamika Desa Putri Dalem tidak terlepas dari peran kepala desa yang dekat dengan warga dan senantiasa bersinergi , adaftip serta akomodatif dengan aspirasi warganya. Adalah Endah Hendrawati sosok Kepala Desa Puti Dalem yang menjadi dinamisator dan inspirator warganya telah berhasil mengubah Desa Putri Dalem menjadi Desa Wisata dan Desa Tematik Kreatif yang secara nyata berhasil menginspirasi warganya sebagai entitas yang berperan dalam program pembangunan.

menurut Kepala Desa Putri Dalem, Keberadaan komunitas di Desa Putri Dalem menjadi titik tumpu selain dalam pengembangan potensi yang ada di desa juga sebagai bargaining desa yang unggul. Konsep desa wisata,Desa Kreatif,  desa yang berdaya adalah hal yang lumrah dalam konseptual masa kini. Namun, untuk mewujudkan itu semua diperlukan sosok-sosok yang kompeten. Yang dimaksud tidak lain adalah komunitas yang ada di desa itu sendiri yang kemudian menjadi trendsetter peranannya. 

Suasana Seminar di Kampung Kaputren Desa Putri Dalem ini memang sehangat penduduk desanya yang antusias dengan budaya gotong royong yang masih tinggi. Desa Putridalem adalah salah satu contoh Desa Tematik Kreatif di Kabupaten Majalengka. Seni Pertunjukan dan event-event budaya secara rutin digelar dan terjadwal setiap bulan. salah satu komunitas yang menjadi roda penggerak dan berhasil memainkan perannya adalah Komunitas Imah Kaputren yang berada di Blok Kaputren Desa Putri Dalem. Awalnya komunitas ini merupakan Fans dari grup musik Slank, namun bertransformasi menjadi komunitas yang melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang senantiasa bergerak dan proaktif serta ikut mewarnai dan berkontribusi dalam pembangunan desa, komunitas ini melahirkan gerakan-gerakan dan pemberdayaan yang salah satunya menciptakan  Kampung Bambu Kaputren yang menyajikan kreatifitas kerajinan alat musik bambu, seni budaya dan workshop yang juga memberi kesempatan untuk belajar kerajinan bambu itu sendiri.

Dari Analisis hasil paparan para nara sumber serta aspirasi dari warga Kampung Kaputren  Desa Putri Dalem maka dirumuskan sebuah kesepakatan warga yang dituangkan dalam sebuah deklarasi penting yang menjadi spirit Kampung Kaputren Desa Putri Dalem dalam membangun wilayahnya, Deklarasi tersebut berisi beberapa Point Penting yakni : (1) Merawat tradisi, menguatkan lokalitas yang mampu beradaftasi dengan perkembangan zaman, (2) Menjaga jati diri dan potensi untuk tetap memiliki posisi tawar secara lokal maupun global di masa depan, (3) Menghormati petilasan yang disumbangkan oleh generasi pendahulu kami untuk dilanjutkan kepada generasi seterusnya (4) Merawat dan menciptakan atmosfir kebudayaan yang akan diwariskan ke generasi berikutnya (5) menjadikan Kampung Kaputren dan Desa Putri Dalem sebagai desa terakhir yang inklusif dan ekologis (6) Menjadikan Kampung Kaputren Desa Putri dalem menjadi kampung dan  desa yang sederhana tapi bermartabat

Sepiring Inspirasi dari Kaputren, yang tumbuh dari hati sanubari warga ini menjadi bekal serta pengetahuan yang sangat berharga bagi para peserta seminar yang datang dari berbagai elemen masyarakat, tidak hanya warga Kampung Kaputren Desa Putri Dalem namun juga banyak komunitas yang ada di Kabupaten Majalengka yang senantiasa bersatu, berjejaring dan bahu-membahu bersama-sama membangun Majalengka.

Pembacaan Deklarasi tersebut mengakhiri kegiatan seminar dan dilanjutkan dengan ramah tamah dan ngopi bersama .

Penulis Release: Erry Sukmana, ST