MAJALENGKAKAB.GO.ID – Pj. Bupati Majalengka Dedi Supandi secara resmi membuka pelatihan Trainer West Java Women Empowerment (WJWE) Caang Tingkat Kecamatan se-Kabupaten Majalengka. Acara yang diselenggarakan di Gedung Nyi Rambut Kasih Kabupaten Majalengka ini dihadiri oleh 52 peserta yang terdiri dari perwakilan setiap kecamatan dan pengusaha perempuan setempat, Senin (16/12/2024).
Dalam sambutannya, Pj. Bupati Majalengka berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas keluarga sehat dan sejahtera di Majalengka. Beliau juga menekankan pentingnya pemberian akses informasi melalui dinas terkait untuk membantu para peserta dalam mengatasi berbagai permasalahan yang mereka hadapi.
“Pelatihan ini diharapkan bisa mempermudah peserta dalam menyelesaikan berbagai masalah, serta berkontribusi pada pengurangan masalah yang sering dihadapi oleh TKW Majalengka. Dengan adanya program seperti ini, kita berharap dapat membuka lebih banyak peluang dan memberikan solusi yang lebih efektif bagi masyarakat,” ujar Pj. Bupati.
Lebih lanjut, Pj. Bupati menyampaikan terima kasih kepada para peserta pelatihan atas kehadiran dan partisipasinya. Ia berharap program-program yang dijalankan dapat membantu masyarakat, khususnya perempuan, dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
Kepala DP3AKB H. Nasrudin dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana (DP3AKB) dengan Bank BJB Kabupaten Majalengka ini bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan sebagai masyarakat mandiri dan berdaya saing, serta meningkatkan pemahaman perempuan dalam bidang ekonomi dan digitalisasi.
Pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peserta, serta memperkuat pemberdayaan perempuan di Kabupaten Majalengka.
Sementara Pj Ketua TP PKK Kabupaten Majalengka Erlita sebagai pemateri memberikan kiat-kiat membangun bisnis bagi perempuan dimana sebagai pelaku usaha kita tidak boleh malu dalam menawarkan atau mempromosikan produk atau dagangan kita dan harus mengetahui pasar kita untuk kalangan bawah atau kalangan atas sehingga dalam mengemas produk itu berbeda, ini semua disampaikan karena dulu pun Erlita melakoni dan membangun usahanya dari bawah sehingga bisa memiliki produk sendiri seperti sekarang ini.