MAJALENGKAKAB.GO.ID – Di balik kesederhanannya laki-laki yang kesehariannya berprofesi sebagai petani dan guru ngaji itu ternyata memiliki potensi yang hebat, potensi yang selayaknya dimiliki oleh tenaga terdidik. Ia berhasil menemukan sistem atau suatu mekanisme yang diyakini dapat menjadi solusi mencegah banjir, penemuannya tersebut berhasil dia terapkan dalam mengelola kebunnya selama 10 tahun. Atas saran dari BLK Kadipaten kemudian dia menuangkan ide brilliantnya tersebut ke dalam sebuah buku sederhana yang dia beri nama “Sistem Paralonisasi” Solusi Pencegah Banjir.
Sosok yang memiliki ide brilliant sekaligus penemu “Sistem Paralonisasi” solusi pencegah banjir tersebut bernama NANA MULYANA, bertempat tinggal di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, berumur 54 tahun dan memiliki tiga orang anak.
Menurut penuturannya, Nana menyebutkan bahwa memang sistem Paralonisasi sengaja diciptakan untuk solusi banjir, sebagaimana awal mulanya diterapkan di sebidang kebun miliknya dengan kontur tanah di atasnya terdapat saluran air, sebagaimana mestinya kebun memerlukan air yang sedikit akan tetapi cukup, sehingga atas dasar itu mencoba untuk berinovasi untuk bagaimana caranya agar kebun tetap kering akan tetapi air tetap mengalir di atasnya, kemudian dipasanglah paralon di sekitar area kebun tersebut dengan sistem paralonisasinya, dan terbukti sudah 10 tahun lamanya kebun tidak pernah kebanjiran meskipun tatkala musim penghujan, hal ini dikarenakan penerapan Sistem Paralonisasi berhasil dapat mencegah kebanjiran.
Tidak hanya itu, Nana menuturkan, dengan melihat fenomena-fenomena banjir yang saat ini masih terjadi di sebagian wilayah di Indonesia, maka di situ pulalah awal mula tersirat bagaimana caranya berinovasi untuk mencegah banjir. Atas dasar pemikiran menyikapi fenomena banjir tersebut dituangkanlah sebuah ide atau gagasan ke dalam sebuah buku yang mengatur tentang bagaimana solusi mencegah banjir, buku itu diberi nama “Sistem Paralonisasi”solusi pencegah banjir. Dalam sistem yang ditemukan terdapat setidaknya 8 sistem solusi mengatasi banjir. Yang membedakan dari sistem-sistem yang lainnya, Sistem Paralonisasi terletak pada bagaimana sistemnya berupa pengaliran bukan berupa penyerapan yang biasanya banyak ditemukan, itulah yang membedakannya sistem ini dengan yang lainnya, tak hanya di kebun sistem ini pun bisa diterapkan di jalan-jalan raya atau di lokasi-lokasi dengan tingkat kerawanan banjir yang tinggi.
“Saya harap mudah-mudahan penemuan saya ini dapat dimanfaatkan oleh khalayak terutama dengan sistem ini dapat menolong makhluk hidup dari kebanjiran, semoga juga penemuan ini dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan khususnya di Kab. Majalengka , dengan terdapatnya titik-titik lokasi rawan banjir karena drainase yang kurang baik, dengan sistem ini mudah-mudahan dapat teratasi, dan ke depannya semoga khususnya Pemerintah Daerah Majalengka bisa membantu untuk mengembangkan inovasi ini agar lebih baik dan tentunya memiliki dampak yang besar untuk kemaslahatan masyarakat khususnya di Kab. Majalengka maupun di Indonesia pada umumnya”, jelas Nana.