MAJALENGKAKAB.GO.ID – Dalam rangka penurunan Prevalansi Stunting bagi remaja milenial tahun 2019, Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bekerja sama dengan Pemkab Majalengka melalui Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Majalengka menyelenggarakan kegiatan Forum Sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest), bertempat di Gedung Graha Sindangkasih, Kamis (16/05/2019).
Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Majalengka Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd., Kasi Kesehatan dan Pengembangan Budaya Kementerian Kominfo RI Susi Sulastri, Sekda Majalengka Drs. H. Ahmad Sodikin, MM., Kepala Diskominfo Kab. Majalengka Drs. Maman Sutiman, para Kepala OPD, para Camat dan peserta dari siswa SMA/SMK, mahasiswa dan Ormas Kepemudaan serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya Kasi Kesehatan dan Pengembangan Budaya Kementerian Kominfo RI Susi Sulastri, mengatakan bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin hingga anak berusia 24 bulan. Untuk itu pemerintah melakukan intervensi dalam dua skema. Pertama, intervensi spesifik atau gizi dengan melakukan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak, suplementasi gizi, pemberian tablet tambah darah, serta konsultasi. Kedua, intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbung pangan, alokasi dana desa, edukasi, sosialisasi dan sebagainya.
“Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah bekerja keras menurunkan tingkat prevalensi stunting, dari 37,2% (Riskedas, 2013) menjadi 30,8% (Riskedas, 2018). Meski turun signifikan, angka tersebut masih tinggi, karena masih ada tiga dari sepuluh balita stunting di Indonesia. Namun, pemerintah optimis angkanya semakin turun karena ragam kebijakan intervensi penanggulangan stunting”, jelas Susi.
Sementara itu dalam sambutannya Bupati Majalengka Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd., mengharapkan agar dengan kegiatan ini bisa memberikan pemahaman kepada generasi milineal. Dari data diketahui bahwa Kabupaten Majalengka merupakan satu dari 60 kabupaten/kota prioritas stunting tahun 2019 dengan kasus stunting sebanyak 708 kasus. Dari sepuluh desa yang masuk kasus Stunting di Majalengka yaitu, Cisambeng, Karamat, Majasari, Sindanghurip, Buniwangi, Cisoka, Kertahayu, Sutawangi, Kepuh, serta Liangjuang.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Majalengka mendukung Kemenkominfo untuk menurunkan Stunting melalui berbagai aspek yakni kesehatan maupun non kesehatan, dan dengan sosialisasi stunting ini diharapkan bisa mencegah munculnya Sumber Daya Manusia yang tidak kompeten ketika menghadapi era globalisasi.
“Pemerintah juga tidak ingin sumber daya manusia ini mundur sebelum pertandingan global karena kalah kompetisi akibat stunting ini”, jelas Bupati.
Bupati berharap isu stunting ini dapat menjadi isu yang dikerjakan bersama, masyarakat juga diharapkan dapat melakukan 3P (Peduli, Pahami dan Partisipasi) untuk membantu mengurangi angka stunting. Peduli, artinya masyarakat mulai peduli dengan sekitar, amati kondisi balita di keluarga atau di lingkungan kita. Pahami, yaitu mencari informasi sebanyak mungkin melalui media apapun tentang stunting. Terakhir Partisipasi, dengan memberikan informasi yang benar pada keluarganya serta mengedukasi masyarakat.