Bupati Hadiri Gerakan Tanam Kedelai Tahun 2017

| 0

MAJALENGKAKAB.GO.ID . Dalam rangka percepatan dan pemenuhan kebutuhan pangan strategis seperti padi, jagung, kedelai dan bagian dari program perluasan areal tanam kedelai Pemerintah Tahun 2017, Kementerian Pertanian Republik Indonesia bekerjasama dengan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten mengadakan Tanam Perdana kedelai seluas 600 hektar di lahan milik Perhutani di Desa Sahbandar Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka, Kamis (4/5).

Kegiatan tanam perdana ini dihadiri oleh Menteri Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diwakili Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementrian Republik Indonesia, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten, Kepala Perum Perhutani Kabupten Majalengka, Sekda, Ketua DPRD Kabupaten Majalengka, Kapolres, Kodim 0617, Kepala Dinas Pangan, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, Kepala OPD, Camat Kertajati, Unsur Muspida kecamatan Kertajati, Kuwu Sahbandar dan undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati Majalengka Dr. H. Sutrisno, SE., M.Si., mengucapakan Selamat datang kepada Menteri Kementerian Pertanian Republik Indonesia beserta jajarannya, dan berterimakasih kepada Kementerian Pertanian RI yang telah berkerjasama dengan Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang telah memilih Kabupaten  Majalengka sebagai tempat Penanaman kedelai dalam Program  Perluasan areal Tanam Kedelai Tahun 2017.

Menurut Bupati, Pemilihan Kabupaten Majalengka sebagai tempat tanam kedelai merupakan keputusan yang  tepat karena Kabupaten Majalengka memiliki 3 Iklim yakni panas, sedang dan dingin. Dengan kedaan iklim tersebut semua jenis tanaman bisa tumbuh dengan subur sehingga menunjang apapun yang diperlukan oleh Kementerian Pertanian. Pemilihan areal penanaman kedelai dilakukan di kawasan lahan Perum Perhutani seluas 600 Hektar, kawasan  lahan Perum Perhutani memiliki kesuburan tanah yang baik. Kegiatan menanam  kedelai bisa menjadi pilihan petani yang sangat tepat ditambah dengan  adanya  jaminan harga dari pemerintah  yang diatur dalam Permendag Nomor 63/ M-DAG/ PER/9/2016 yakni HPP kedelai di tingkat petani dengan harga Rp 8.500 perkilogramnya dan ditingkat perajin atau konsumen dengan harga Rp 9.200 perkilogramnya dan rata-rata panen perdana per 1 hektar bisa mencapai 1,8 ton.

“Warga sekitar sangat antusias menyambut kegiatan ini, peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat sekitar  karena bisa menjadi sumber penghasilan utama demi memenuhi kebutuhan hidup”, tutur Bupati.

Sementara itu Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Ir. Andi Purwadi MM., mengatakan bahwa para petani sudah bisa mengawali tanam pada bulan Mei hingga Juni dikarenakan pada bulan tersebut curah hujan masih mencukupi, terlebih jenis tanaman kedelai dianggap lebih tahan dan tidak membutuhkan banyak pasokan air. Di Jawa Barat dan Banten akan melakukan tanam serentak di lahan seluas 16.214 hektar  di 95 kecamatan atau 186 Desa/ 187 Lembaga desa hutan yang tersebar di 22 Kabupaten/Kota. Setiap petani bisa menanam dalam skala ekonomi minimal 1 hektar, dengan jumlah produksi setiap hektarnya ditargetkan mencapai 1,5 hingga 2 ton-an.

Lebih lanjut Direktur Aneka Kacang dan Umbi Dirjen Pangan Kementerian Pertanian, Ir. Rita Mezu MM., dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kasi Ekstensifikasi Kedelai dan Pemberdayaan Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian Arif Mulyawan mengatakan dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional di tahun 2017 dan untuk mengurangi laju impor diupayakan melalui Program Perluasan Areal Tanam yang dilaksanakan di Kabupaten Majalengka. Kegiatan ini untuk meningkatkan produksi kedelai, mendukung produksi kedelai Nasional untuk mengurangi impor.

Menurut Rita dalam rangka mencapai target produksi kedelai ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut 1) Pertahankan tanaman  kedelai yang ada, 2) Mengoptimalkan penerapan teknologi budidaya kedelai spesifikasi lokasi pengelolaan pascapanen  agar produktivitas produksi dan kualitas kedelai meningkat dan bersaing dengan impor, 3) Kepada para petugas lapangan agar terus mengawal dan mendampingi petani kedelai dalam upaya mempercepat penyerapan teknologi baru, 4) Menambahkan penangkaran kedelai dalam upaya mendukung kemandirian benih guna memenuhi ketersediaan benih nasional.