Bupati Hadiri Dialog Kebangsaan Forum Kerukunan Antar Umat Beragama

| 0

MAJALENGKAKAB.GO.ID Dalam rangka upaya menangkal faham Radikalisme Keagamaan, Kantor Kementerian Agama Kab. Majalengka melalui Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB) bekerjasama dengan Pemkab Majalengka, mengadakan Dialog Kebangsaan, bertempat di Gedung Yudha Karya Abdi Negara,  Kamis (21/12).

Kegiatan berlangsung terbuka dihadiri oleh Wakil Bupati, Sekda, Unsur Forkominda, Kapolres, Dandim 0617, Ka Kemenag, Kajari beserta jajarannya, Ketua MUI Kab. Majalengka, para Staf Ahli, Asisten Daerah Kab. Majalengka, para Kepala OPD, para Camat se-Kab. Majalengka, para pengurus FKUB Kab. Majalengka, para Kepala KUA se- Kab. Majalengka, para Ketua MUI se- Kab. Majalengka, Ormas Keagamaan serta undangan lainnya.

Dalam Laporannya Ketua FKUB Kab. Majalengka,KH. Asep Syahidin melaporkan bahwa dalam rangka mewujudkan sebuah tatanan kehidupan beragama  yang aman dan nyaman tanpa konflik faham Radikalisme keagamaan, diperlukan adanya ikatan yang kuat dalam bentuk komitmen kebangsaan dan untuk menuju kearah sana salah satu upaya yang tepat adalah melalui dialog kebangsaan Dasar penyelanggaraan Undang-undang PNPS No.1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama, Undang-undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Peraturan bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 8 dan 9 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadah. Adapun  Maksud dan Tujuan kegiatan ini adalah  menumbuhkembangkan nilai-nilai kebangsaan, keragaman budaya, ras, suku dan agama sehigga diharapkan semakin meneguhkan komitmen kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia selain itu juga sebagai ajang silaturahmi dan bertukar pikiran serta mengimplementasikan ajaran agama    yang baik dan benar sehingga mampu menginternalisasikan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu dalam arahannya Bupati Majalengka, Dr. H. Sutrisno, SE., M.Si., mengatakan bahwa Dialog Kebangsaan ini memiliki arti penting dan strategis sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan wawasan kebangsaan sekaligus ajang  silaturahmi dalam mempererat kerukunan antar umat beragama dan juga kegiatan  ini sebagai momentum sekaligus forum yang bermanfaat untuk berdialog, bertukar pikiran dan mencari solusi dalam upaya membangun kehidupan dan kerukunan umat beragama yang lebih baik. Oleh karena itu kami atas Pemerintah Kab. Majalengka menyambut baik dan menyampaikan apresiasi serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas penyelenggaraan kegiatan ini yang dilaksanakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama bersama Kementerian Agama Kab. Majalengka.

Menurut Bupati, Pluralitas bangsa Indonesia ditandai dengan terdapatnya 1300 suku bangsa, beragam budaya yang dimiliki, ras, adat-istiadat, serta keyakinan  merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh bangsa lain oleh karena itu masih adanya konflik kekerasan di Papua, isu-isu dominasi ekonomi dan politik oleh etnis tertentu dan saling menghujatnya komunitas dalam media sosial tidak lepas dari pluralitas bangsa Indonesia sekaligus gambaran masih belum terselesaikannya masalah kebangsaan Indonesia, tentu saja dalam  hal ini Pemerintah daerah berharap jangan sampai persoalan ini terus berkembang menjadi konflik dan penghinaan yang di ekploitasi besar-besaran sementara persamaan diperkecil, seyogyanya konflik itu dapat diminimalisir dengan cara persaamaan diperbesar dan perbedaan diperkecil.

Bupati juga  memaparkan bahwa lahirnya Perpu No.2 Tahun 2017 Tentang Ormas sama sekali tidak bertujuan untuk mendeskriditkan kelompok tertentu apalagi dipandang sebagai bentuk kesewenang-wenangan Pemerintah, Perpu tersebut lahir sebagai bentuk konsistensi Pemerintah untuk menjaga Keutuhan NKRI, sesungguhnya masyarakat sebagai bagian komponen bangsa telah diberi keleluasaan untuk berhimpun atau berserikat, tumbuh dan berkembangnya Ormas merupakan bentuk kontribusi masyarakat dalam membantu pemerintah meningkatkan kualitas kehidupan anak bangsa.

Lebih lanjut Bupati mengatakan pada kesempatan kali ini juga mengangkat apa yang diamanatkan oleh Ir. Soekarno tentang Jas Merah, yang artinya jangan melupakan sejarah. Sejarah tentang berdirinya Negara kita ini, sejarah ini sangat penting untuk kita pahami bersama karena tanpa memahami sejarah  kita tidak akan bisa menjalankan kehidupan bernegara sesuai dengan arah dan tujuan yang diamanatkan oleh konstitusi Negara RI yang tujuannya adalah mensejahterakan rakyat yang berkeadilan sosial.

Kesejahteraan tidak akan terwujud apabila situasi dan kondisi bangsa tersebut tidak kondusif dan tidak terjamin keamanannya karena perbedaan pemahaman, oleh karena sadar akan hal itu para pendiri bangsa merasa perlu menciptakan ideologi, ideologi yang bisa kita pahami semua. Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dapat mempersatukan kita semua, hidup saling toleransi, hidup inklusif tidak ekslusif serta tidak radikal.