MAJALENGKAKAB.GO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, Jawa Barat, mencatat dua kecamatan di wilayah itu telah panen padi yang menghasilkan 20.100 ton gabah kering panen (GKP) pada awal Maret 2024. “Dua kecamatan yang sudah panen yaitu Leuwimunding dan Rajagaluh,” kata Penjabat Bupati Majalengka Dedi Supandi di Majalengka, Sabtu. Ia menyebutkan selain dua kecamatan itu, dipastikan sebagian besar areal persawahan di Majalengka bisa melakukan panen raya pada Maret hingga akhir Juni 2024. Dari hasil penghitungan, menurut dia, terdapat sebanyak 567.081 ton produksi GKP yang menghasilkan beras kurang lebih di angka 451.000 ton. Dedi menyampaikan jika panen tersebut berjalan lancar maka produksi beras di Majalengka bisa mencukupi kebutuhan warga. Hal tersebut akan berdampak positif terhadap laju inflasi di daerah itu.
“Mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun, target gabah kering di Majalengka terpenuhi sehingga laju inflasi terkendali,” imbuhnya. Ia mengatakan pada musim tanam kali ini, petani di Majalengka mengalami keterlambatan karena dampak yang ditimbulkan dari fenomena El Nino dan cuaca ekstrem. Imbasnya panen raya di tahun 2024 menjadi mundur. Kemudian, lanjut dia, beberapa petani di Majalengka pun sebenarnya terancam gagal panen sebab ada 647,88 hektare sawah yang terendam banjir. Padahal umur tanaman padi di lahan tersebut rata-rata sudah 45 hari. Kendati demikian, Dedi sudah menyiapkan solusi untuk mengejar ketertinggalan pola tanam itu dengan memberikan bibit unggul secara gratis kepada petani. “Saya menginstruksikan penyuluh pertanian di Majalengka memberikan bibit unggul. Termasuk strategi lainnya berupa bantuan untuk daerah kekeringan, seperti mesin penyedot dan ada beberapa alat pertanian lagi yang akan kita salurkan,” tuturnya. Ia berharap dengan semua upaya yang diterapkan, sektor pertanian khususnya padi di Majalengka tetap produktif serta pasokan beras bagi warga juga stabil. Dedi juga menambahkan banyak daerah lain yang cukup tergantung terhadap produksi GKP maupun beras asal Majalengka. Sehingga pihaknya terus berusaha untuk memaksimalkan produksi komoditas itu. “GKP dari Majalengka biasanya dijual ke Sumedang dan Cirebon. Kemudian untuk berasnya ada yang dibawa ke Pasar Induk Cipinang Jakarta dan Bandung,” ucap dia.